RADAR REPUBLIK.COM //BANYUWANGI, – Sering kita dengar bahasa somasi, menurut pemahaman penulis adalah sepucuk surat untuk mengingatkan seseorang. Namun juga ada segelintir insan meng eksploitasi si somasi untuk mencari sebuah rejeki dengan membangun konspirasi.
Tak sedikit manusia pintar di negeri dongeng versi PT. Pasukan Jembuk – Jembuk, hingga memodifikasi tujuan dari sebuah somasi itu sendiri. Somasi hingga berujung intimidasi pun acak kali dilayangkan kepada patih – patih hingga sang ratu pun tak luput kena sepucuk somasi.
Senjata somasi dianggap ampuh untuk melumpuhkan para patih hingga penasehat ibu ratu. Somasi minol, somasi PL, somasi yang lain terus melayang dan menghantam negeri dongeng versi PT. Pasukan Jembuk – Jembuk. Mental tempe, mental tahu para patih yang belum bisa diubah menjadi mental petarung masih menyelimuti dan itu tak lepas dari dedikasi dan doktrin sang mentor dengan kalimat andalan amankan dan selesaikan.
Dukung kinerja ibu Ratu untuk masyarakat, membangun negeri dongeng bersama – sama itu lebih penting. Punggawa – punggawa yang loyal dan sumber daya manusia yang mumpuni juga sudah tersedia. Apalagi jika posisi atau komposisi yang sedikit berubah sebentar lagi, maka kinerja dan performa ibu Ratu dan jajaran harus maksimal dan lebih terarah seperti rencana anggaran yang sudah disusun.
Bangun negeri dongeng ini dengan prestasi bukan dengan konspirasi dan banyak narasi. Ibu Ratu segera dilantik, saatnya semua elemen melirik untuk bekerja sama secara positif.
Cerita ini hanya fiksi, jika ada kesamaan nama dan peristiwa ini semua hanya untuk hiburan semata.
Veri Kurniawan S.ST.,S.H ( FORUM ANALISIS KEBIJAKAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH/ FOSKAPDA)