RADAR REPUBLIK.COM //Banyuwangi – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) harus kritis dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Sebab DPR adalah parlemen yang harus bicara tanpa basa basi. Bukan transaksi penghasilan.
Demikian ditegaskan Aktivis Banyuwangi dengan ilmu filsafatnya saat menghadiri Gedung DPRD Banyuwangi yang nampak seperti rumah hantu dihari kerja dengan agenda ingin mengkonfirmasi sesuatu yang orgen dari keluhan beberapa masyarakat Banyuwangi, Rabu 22 Januari 2025.
Raden berharap agar anggota DPRD Banyuwangi bersungguh-sungguh dalam menjalankan fungsi legislatif dan menjaga iklim demokrasi di Banyuwangi, jangan terlalu banyak kegiatan diluar jam kerja atau pertemuan antar pejabat yang pembahasan bukan solusi kemajuan Banyuwangi.
“Saya akan kembali ke sini, diundang atau tidak diundang, untuk mengevaluasi teman-teman DPRD Banyuwangi. Sudahkan Indeks Demokrasi di Banyuwangi tumbuh karena pengaruh dari Masyarakat nya? Jangan terlalu fokus pertemuan pejabat lain saja, yang bukan mencari solusi keluhan masyarakat yang kerap terdengar,” tuturnya.
Raden mengaku ingin persoalan di Banyuwangi bisa terselesaikan oleh kinerja ketua dan anggota DPRD.
“Kunjungan kerja bukan hanya foto-foto di depan kantor instansi, tapi terjun di mana tempat itu ada masalah yang serius yang harus diselesaikan,” kritiknya.
Dalam hal banyaknya permasalahan di Banyuwangi yang kerap terjadi atas permasalahan, Raden mengatakan, Banyuwangi butuh solusi jauh dari konflik politik, konflik perebuatan kekuasaan, dan konflik hal hal yang membuat masyarakat menjadi korban dari para oknum oknum perebut APBD yang selalu mengatasnamakan Masyarakat.
“Bayangkan daging sapi dan bumbu pecel dihasilkan di Banyuwangi didistribusikan ke masyarakat Banyuwangi hingga keseluruh Indonesia mempertahankan demi kemakmuran rakyat Banyuwangi yang sekarang mengalami kesulitan solusi,” katanya.
Raden juga membanggakan kehebatan Banyuwangi dari beberapa ragam isinya Bumi Blambangan ini
“Saya tahu bahwa sejak ratusan tahun sudah bergaul dengan dunia. Kemudian Diplomat sudah ada sejak abad kedua di dunia. Ini artinya Banyuwangi sudah mengglobal dari awal. Kita hidupkan isu itu pada kesempatan ini. Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi juga dikendalikan oleh prinsip kemasuk akalan yang memastikan APBD tiba pada mereka yang membutuhkan perlindungan negara,” terangnya.
Ini artinya, lanjut Raden, dalam setahun ini peradaban Banyuwangi bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Yakni beban Jawa Timur mengatasi problem kemiskinan di Indonesia.
Red