Advertisement

Hentikan Perampokan Tambang Mas Di Tupang Pitu, Selamatkan Banyuwangi

BANYUWANGI // Radarrepublik.com – Suara lantang datang dari seorang aktivis Filsafat Logika Berpikir, Raden Teguh Firmansyah, yang selama ini dikenal sebagai “Raja Kritik Banyuwangi”. Dalam pernyataan publiknya, ia menuding tambang emas Tupang Pitu di Kecamatan Pesanggaran sebagai “sarang penjajah berkedok pejabat.”

Belasan Tahun Beroperasi, Rakyat Tetap Miskin

Raden dengan tegas mengatakan, selama belasan tahun tambang emas itu beroperasi, rakyat Banyuwangi justru semakin terhimpit.

“Belasan tahun tambang itu beroperasi, rakyat Banyuwangi tetap miskin! Gunung Tupang Pitu itu milik rakyat, milik Banyuwangi, bukan milik segelintir pengelola yang hanya pandai menguras hasil bumi tanpa memberi bukti kesejahteraan!” ujarnya.

Ia menyebut, dampak yang ditinggalkan tambang justru menyedihkan:

Jalan-jalan rusak dan tak kunjung diperbaiki.

Infrastruktur pembangunan hancur perlahan.

Angka kemiskinan terus meningkat.

Tidak ada wujud nyata hasil tambang untuk rakyat.

Menggugat Kebijakan Masa Lalu

Raden tidak segan menuding pihak yang dulu memberi izin operasi tambang.

“Siapa yang dulu memberi izin tambang? Mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan sekarang istrinya yang jadi bupati! Mereka mengaku izin itu demi kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Buktinya apa? Jalan rusak, rakyat miskin, alam rusak! Ini bukti nyata kegagalan!,”ucapnya

Ia menyebut, kegagalan Azwar Anas adalah cermin buruk kepemimpinan Banyuwangi.

“Azwar Anas gagal jadi pemimpin, dan sekarang istrinya melanjutkan kegagalan itu! Siapa yang memilih? Rakyat yang buta pandangan! Seorang istri harusnya belajar dari kegagalan suaminya, bukan mengulanginya!” tegas Raden.

Tambang Jadi Luka Kolektif

Raden menilai bahwa bukit Tupang Pitu bukan hanya lokasi tambang, tetapi simbol luka rakyat Banyuwangi.

“Bukit itu digali, tanahnya disiksa, isinya diangkut keluar. Tapi rakyat yang tinggal di kaki bukit itu hanya jadi penonton penderitaan mereka sendiri.”paparnya.

Ajakan Bangkit dan Melawan

Di akhir pernyataannya, Raden menyerukan gerakan moral dan aksi nyata,

“Hentikan penjarahan berkedok pembangunan! Hentikan pengkhianatan terhadap bumi Banyuwangi! Tambang emas harus kembali menjadi sumber kehidupan, bukan sumber penderitaan! Rakyat Banyuwangi harus bersatu, bergerak, dan menuntut haknya!,”tegasnya.

Berita Terkait

Advertisement

Populer

Advertisement