RADAR REPUBLIK.COM // Banyuwangi – Raden Teguh Firmansyah. Aktivis kontroversi ini. Pikiran-pikiran yang sangat edukatif dan turut mencerdaskan kehidupan warga Banyuwangi. Tujuan Banyuwangi adalah mencerdaskan kehidupan Masyarakat Banyuwangi, tapi faktanya, tidak dilaksanakan dengan benar, bahkan pendidikan menjadi bisnis sehingga meninggalkan kesan nyata “Orang Miskin harus mengikuti sistem sekolah yang membebani ekonomi.
Untuk menyelamatkan Anak-anak generasi bangsa yang berada di Banyuwangi, Raden menyebutkan “Pendidikan itu tanda orang pernah bersekolah, bukan tanda orang punya isi kepala,”tegasnya.
Di saat beberapa warga Banyuwangi yang hidupnya di bawah kelas menengah khawatir, kata-kata Raden memberikan angin segar bahwa “Masih Ada Harapan”.
Harapannya apa? Dengan banyak belajar dalam ruang akal sehat. Raden seorang Aktivis yang kerap mengkritiksi pemerintahan ini mengambil peran pemerintah dan memberikan edukasi gratis serta membangkitkan energi baru bahwa soal kecerdasan, soal akal sehat, bukan tergantung pada level mana seseorang pernah sekolah, tapi pada level mana seseorang belajar serius dan berdialektika. Raden mengedukasi publik yang sangat luar biasa.
Banyak istilah-istilah baru yang disampaikan oleh Raden dengan pengetahuan filsafat logikanya ke publik dan membongkar logika-logika yang selama ini tertutup dan dianggap benar. Padahal, setiap logika harus diuji. Raden turut mengganggu pikiran para pakar pendidikan, dan itu mendidik dan mencerdaskan karena logika pikir harus didialektikakan. Satu contoh soal logika kritis dan solutif, Raden menjelaskan bahwa rakyat bayar pajak untuk membiayai pemerintah, dan soal solusi, itu tugas pemerintah. Tentu rasional dan logis.
Raden menyimpulkan bahwa para dinas pendidikan kabupaten Banyuwangi hanya memberikan program dan sistem didik tak berlogika, yang ada sistem bisnis untuk mengisi dompet mereka untuk sangu rumah tangganya mereka saja,
“Mulai kadisnya dan antek-anteknya diruang dinas pendidikan tidak pernah ada sistem didik yang berlogika, yang ada sistem bisnis untuk isi dompet mereka masing-masing untuk sangu rumah tangganya saja,”kritik Raden Teguh Firmansyah, saat di berdiskusi bersama para wartawan di warung 77. Rabu 22 Januari 2025.
Masih sentilan Raden untuk Dinas pendidikan, ia menilai bahwa Kepala dinas pendidikan Suratno, S.Pd, M.M. adalah dalang sistem tak berlogika yang hanya mematikan anak-anak didik yang kurang mampu menjadi malu untuk bersekolah dan putus sekolah, hinggah menciptakan banyaknya masedepan anak menjadi suram,
“Kadis pendidikan lah dalang dan penghancur masadepan anak-bangsa di Banyuwangi, karena sistem-sistemnya seperti Bank harian yang menekan hingga mengakibatkan kematian karena putus asa,”tutur Raden.