Advertisement

Faktor Utama di Balik Kenaikan Harga Bitcoin Tembus Rp 1,58 Miliar

[ad_1]

JAKARTA, KOMPAS.comHarga Bitcoin (BTC) mencetak rekor baru dengan melampaui 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,58 miliar (asumsi kurs Rp 15.865 per dollar AS). Pencapaian ini didorong oleh berbagai faktor kunci yang mengubah lanskap pasar aset digital global.

Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, menjelaskan sejumlah aspek penting di balik lonjakan harga ini.

Halving Bitcoin dan Kelangkaan Pasokan

“Pengurangan pasokan Bitcoin melalui proses halving yang mengurangi imbalan bagi penambang menjadi salah satu faktor utama. Hal ini menciptakan kelangkaan pasokan yang memicu tekanan beli,” kata Wan Iqbal dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (7/12/2024).

Baca juga: Emiten IT Ini Bidik Pendapatan Tumbuh 30 Persen Tahun Depan

Proses halving, yang terjadi setiap empat tahun, mengurangi jumlah Bitcoin baru yang masuk ke pasar, memperkuat persepsi aset ini sebagai “digital gold”.

Arus Masuk Institusional

Wan Iqbal juga menyoroti masuknya dana institusional dalam jumlah besar ke pasar Bitcoin.

“Lebih dari 31 miliar dollar AS arus masuk bersih tercatat di ETF (Exchange-Traded Fund) Bitcoin di AS. Ini menunjukkan bahwa Bitcoin semakin diterima sebagai aset investasi jangka panjang,” ujarnya.

Sentimen positif ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan institusi terhadap Bitcoin, yang kini dianggap sebagai alternatif investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Baca juga: KPLP Kemenhub Selamatkan 19 Awak MV FELYA di Ujung Kulon

Dukungan Regulasi dan Stabilitas Pasar

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS dan penunjukan Paul Atkins, seorang pendukung kripto, sebagai Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS menggantikan Gary Gensler, menjadi faktor pendorong lainnya.

Kebijakan baru yang pro-kripto memberikan sinyal positif bagi industri ini, mengurangi ketidakpastian, dan mendorong partisipasi lebih luas dari investor.

Fenomena Pasar dan Minat Ritel

Harga Bitcoin yang telah mencapai 100.000 dollar AS dianggap mencerminkan minat yang terus tumbuh terhadap aset digital.

Fenomena “Fear of Missing Out” (FOMO) mendorong investor ritel di Indonesia untuk terlibat dalam pasar kripto, baik untuk investasi jangka panjang maupun perdagangan harian.

“Kenaikan harga Bitcoin ini merupakan tonggak penting yang mencerminkan kepercayaan yang semakin besar terhadap Bitcoin sebagai kelas aset utama,” ujar Wan Iqbal.

Baca juga: Mengenal Faktur Pajak PPN, Jenis, dan Cara Isinya

Tren Historis dan Diversifikasi Portofolio

Berdasarkan data historis, lonjakan harga Bitcoin sering kali diikuti oleh aliran likuiditas ke altcoin. Tren ini memperbesar nilai transaksi kripto secara keseluruhan dan mendorong diversifikasi portofolio di kalangan investor.

Edukasi Sebagai Kunci

Di tengah euforia pasar, Wan Iqbal mengingatkan pentingnya edukasi bagi investor.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap investor memahami cara kerja aset digital dan potensi risikonya. Edukasi adalah kunci untuk membantu investor membuat keputusan yang bijak dan menghindari kerugian yang tidak perlu,” tegasnya.

Pada hari Jumat (6/12), Bitcoin sempat mencapai rekor tertinggi 103.630 dollar AS sebelum ditutup pada 97.093 dollar AS.

Lonjakan ini menandai momentum penting bagi pasar kripto, sekaligus menjadi pengingat akan perlunya pendekatan yang hati-hati dalam menghadapi volatilitas yang melekat pada investasi digital.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



[ad_2]

Source link

Berita Terkait

Advertisement

Populer

Advertisement